KISAH NABI YUSUF
Sebuah Cerita islami yang mengulas tentang cerita nabi yusuf
as lengkap. Ia merupakan utusan Allah yang mendapatkan berbagai ujian dalam
hidupnya. Beliau menghadapi persekongkolan jahat yang justru datang dari
orang-orang yang dekat dengannya, yaitu saudara-saudaranya. Mereka merencanakan
untuk membunuhnya. Rencana itu mereka buat saat Nabi Yusuf as masih kecil.
Kemudian Nabi Yusuf as dijual di pasar mesir lalu dia dibeli dengan harga yang
sangar murah. Kemudian beliau menghadapi rayuian dari isteri seorang pria yang
mempunyai jabatan penting saat itu. Ketika ia menolak rayuannya, ia pun
dimasukkan ke dalam penjara. Dalam beberapa waktu, beliau menjadi tahanan di
penjara. Meskipun mendapaatkan berbagai kehinaan, namun pada akhirnya beliau
mampu menduduki tampuk kepemimpinan di Mesir. Beliau menjadi menteri dari raja
yang pertama. Ia memulai dakwahnya di jalan Allah Yang Maha Esa dari panggung
kekuasaan. Ia melaksanakan rencana Allah SWT dan menunaikan perintahnya.
v Asal Usul Nabi Yusuf as
Nabi
Yusuf as merupakan putra urutan ke tujuh dari dua belas petara puteri Nabi
Ya’qub as. Merupakan anak dari istri Nabi Ya’qub yang bernama Rahil. Dari Ibu
Rahil ini Nabi Yusuf juga mempunyai adik bernama Benyamin. Nabi Yusuf
dianugrahi wajah yang sangat tampan oleh Allah SWT, juga dengan tubuh yang
tegap sehingga bisa membuat para wanita terpesona kepadanya.
Kisah cerita Nabi Yusuf as
ada dalam satu surat penuh dalam Al Qur an yang bernama Surat Yusuf. Disebutkan
bahwa sebab turunnya surat suyuf adalah karena orang orang yahudi meminta
kepada Rasulullah SAW untuk menceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf as.
Kisah Nabi Yusuf as telah mengalami perubahan pada sebagian dan terdapat beberapa
penambahan. Kemudian Allah SWT menurunkan satu surat penuh yang secara
terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf as
Allah SWT berfirman : “Kami
menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini
kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk
orang-orang yang belum mengetahui.” (QS. 12 : 3)
Pada suatu waktu Nabi Yusuf as
bermimpi melihat sebelas bintang, mathari, dan bulan semuanya sujud kepadanya,
dan mimpinya itu disampaikan kepada ayahnya yaitu Nabi Ya’qub as, sebagaimana
tersebut dalam Al Qur’an berikut ini :
“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata
kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas
bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku”
“Ayah berkata : “Hai anakku,
janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka
membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi manusia” (QS. 12 : 4 – 5)
Nabi Ya’qub as mengingatkannya agar
jangan sampai Nabi Yusuf as menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya.
Sesungguhnya saudara-saudara Nabi Yusuf as tidak menyukainya karena
kedekatannya dengan ayahnya dan mereka tidak simpati dengan perhatian Nabi
Ya’qub as kepadanya. Nabi Yusuf as bukanlah saudara kandung mereka di mana Nabi
Yusuf as menikahi isteri kedua yang tidak melahirkan baginya anak-anak kemudian
lahirlah darinya Nabi Yusuf as dan saudara kandungnya. Nabi Ya’qub as merasa
bahwa anaknya itu akan mengemban suatu urusan besar, yaitu keNabian yang berada
di sekitarnya.
v Cerita nabi yusuf dan saudara-saudaranya
Nabi Yusuf as adalah anak yang
dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan
saudara-saudaranya yang lain, terutama setelah ibu kandungnya Rahil meninggal
atau wafat ketika Yusuf masih berusia dua belas tahun.
Perlakuan
yang berbeda dari Nabi Ya’qub as kepada anak-anaknya lainnya menimbulkan rasa
iri hati dan dengki di antara saudara-saudara Nabi Yusuf as yang lain, mereka
merasa dianaktirikan oleh ayahnya yang mereka anggap tidak adil terhadap sesama
anak, yaitu lebih memanjakan Nabi Yusuf as dari pada yang lainnya.
Rasa
jengkel terhadap ayah mereka dan iri hati pada Nabi Yusuf as membangkitkan rasa
setia kawan antara sauda-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang
akrab di antara mereka.
Rasa
sayang Nabi Ya’qub as kepada Nabi Yusuf as dan adiknya Bunyamin nampak sangat
jelas. Rasa iri hati dan kebencian saudara-saudaranya juga tidak dapat
ditutup-tutupi lagi. Rasa sayang Nabi Ya’qub as kepada Nabi Yusuf dan Bunyamin
adiknya sebenarnya cukup wajar, karena Nabi Yusuf dan adiknya tidak memiliki
ibu karena telah meninggal dunia ketika melahirkan Bunyamin. Karena sebab
itulah Nabi Ya’qub sangat menyayangi Nabi Yusuf as dan adiknya Benyamin.
Terlebih lagi saat Nabi Ya’qub mendengar dan mengetahui akan mimpi Nabi Yusuf
as. Semakin bertambah pula pengawasannya untuk keselamatan Nabi Yusuf as dan
adiknya. Hal ini menyebabkan bertambahnya kedengkian dan kebencian
saudara-saudara terhadap Nabi Yusuf as dan adiknya.
v Cerita nabi yusuf dibuang ke sumur
Cerita
Nabi Yusuf as, suatu hari saudara-saudara Nabi
Yusuf as yang memberi dan dengki kepadanya berkumpul dan bermusyawarah untuk
mengemukakan perasaan mereka masing-masing atas perlakuan Ayah mereka yang
mereka anggap tidak adil kepada anak-anaknya. Dalam musyawarah ini banyumin
tidak diikut sertakan karena ia adalah adik kandung Nabi Yusuf as, mereka
memutuskan agar Nabi Yusuf as dibuang saja.
Terjadilah dialog antara mereka
dengan ayahnya dengan penuh kelembutan namun dedam yang tersembunyi di hati.
Dalam hal ini diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :
“mereka berkata : “wahai ayah kami,
apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. Biarlah dia pergi
bersama kami besok pagi, agar ia (dapat) bersenang-sendang dan (dapat)
bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya”
“berkata Ya’qub : “Sesungguhnya
kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau
dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya”
“Mereka berkata : “Jika ia
benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya
kami kalau demikian adalah orang-raong yang merugi” (Qs 12 : 11 – 14)
Mereka membujuk ayahnya agar
mengizinkan Nabi Yusuf as pergi dengan mereka. Akhirnya mereka berhasil
meyakinkan ayahnya yang sangat khawatir kalau-kalau Nabi Yusuf as dimakan oleh
serigala. Apakah ini masuk akal? Kami sepuluh orang laki-laki, maka mana mungkin
kami yang banyak ini lalai darinya? Sungguh kami akan kehilangan sifat
kejantanan kami seandainya terjadi peristiwa itu. Kami jamin bahwa tidak ada
seekor serigala pun akan memakannya. Karena itu, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.
Mereka pun berhasil mengajak Nabi
Yusuf as pada hari berikutnya dan pergi dengannya ke gurun. Mereka menuju
tempat yang jauh belum pernah mereka tempuh. Mereka mencari sumur yang disitu
sering dilewati oleh para kafilah dan mereka berencana untuk memasukkan Nabi
Yusuf as ke dalam sumur itu. Allah Yang Maha Mengetahui mengilhamkan kepada
Nabi Yusuf as bahwa ia akan selamat, maka tidak perlu takut. Allah yang maha
kuasa menjamin bahwa Nabi Yusuf as akan bertemu dengan mereka pada suatu hari
dan akan memberi tahu mereka apa yang mereka lakukan kepadanya.
Nabi Yusuf as sempat melakukan
perlawanan kepada mereka, namun mereka memukulinya dan mereka memeritahkannya
untuk melepas bajunya, lalu mereka menceburkannya ke dalam telah dalam keadaan
telanjang. Kemudian Allah Yang Maha Kuasa mewahyukan kepadanya bahwa ia akan
selamat dan karean itu ia tidak perlu takut. Di dalam telah itu terdapat air,
namun tubuh Nabi Yusuf as tidak terkena hal yang membahayakan. Ia sendirian
duduk di sumur itu, kemudian ia bergantungan dengan batu.
Kemudian saudara-saudara yang benci
kepada Nabi Yusuf itu menyembelih hewan sejenis kambing atau rusa, lalu
melumurkan darah palsu ke pakaian Nabi Yusuf as. Mereka lupa untuk
merobek-robek pakaian Nabi Yusuf as. Mereka malah membawa apakain sebagaimana
biasanya (masih utuh) dan hanya berlumuran darah. Peristiwa ini terjadi di
malam yang gelap. Sementara itu, si ayah duduk di rumahnya lalu anak-anaknya
masuk menemuinya di tengah malam di mana kegelapan malam menyembunuikan
kegelapan dan kegelapan kebohongan yang siap ditampakkan. Nabi Ya’qub bertanya
: “Mengapa kalian menangis? Apakah terjadi sesuatu pada kambing?Mereka berkata
sambil meningkatkan tangisnya, seperti diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini
:
“Kemudian mereka datang kepada ayah
mereka di sore hari sambil menangis”
“Mereka
berkata : “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba, dan kami
tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan
kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang
yang benar” (Qs 12 : 17 – 18)
Nabi
Ya’qub as memegang pakaian anaknya. Lalu ia mengangkat pakaian itu dan
memperhatikannya di bawah cahaya yang terdapat dalam kamar. Ia
membalik-balikkan baju itu di tangannya namu ia melihat bahwa pakaian itu masih
utuh dan tidak ada tanda-tanda cakaran atau robek. Serigala apa yang makan Nabi
Yusuf as? Apakah ia memakan dari dalam pakaian tanpa merobek pakaiannya?
Seandainya Nabi Yusuf as mengenakan pakaiannya lalu ia dimakan oleh serigala,
semestinya pakaian tersebut akan robek. Seandainya ia telah melepas bajunya
untuk bermain dengan saudara-saudaranya, maka bagimana pakaian tersebut
dilumiri dengan darah sementara saat itu tidak menggunakan pakaian?
Berdasarkan
bukti-bukti itu, Nabi Ya’qub as mengetahui bahwa mereka berbohong. Nabi Yusuf
as tidak dimakan oleh serigala. Nabi ya’qub mengetahui bahwa anak-anaknya
berbohong, ia mengungkapkan hal itu dalam perkatannya yang tersebut dalam Al
Qur an :
“Mereka
datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub
berkata “sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu; maka kesbaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah
yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” (Qs 12 ; 18)
Demikianlah perilaku Nabi
Ya’qub dengan bijaksananya. Ia meminta agar diberi kesabaran dan memohon
pertolongan kepada Allah SWT atas apa yang mereka lakukan terhadap putra
kesayangannya.
v Cerita Nabi Yusuf as ditemukan di sumur
Kemudian,
ada kafilah yang sedang berjalan menuju Mesir, yaitu satu kafilah besar yang
berjalan cukup jauh sehingga dinamakan Sayyarah. Semua kafilah itu menuju
sumur, mereka berhenti untuk menambah air. Mereka menghulurkan timba ke sumur.
Lalu Nabi Yusuf as bergelantung pada timba tersebut. Orang yang mengulur timba
mengira bahwa timbanya telah penuh dengan air. Namun setelah dilihat, kafilah
itu terkejut sambil berkata “Hai, alanglah gembiranya kita, mendapat seorang
anak yang tampan”
Pada
saat itu aturannya adalah bahwa siapa yang menemukan sesuatu yang hilang, maka
ia yang akan menjadi pemiliknya. Awalnya orang yang menemukannya sangat senang,
namun ia berfikir mengenai tanggung jawab yang harus ditanggungnya, lalu
muncullah rasa khawatir dalam dirinya. Kemudian untuk menghindari hal yang
mengkhawatirkan tersebut ia berencana untuk menjualnya ketika tiba di mesir.
v Nabi Yusuf as dijual di pasar
Setelah
orang yang menemukan Yusuf itu tiba di mesir ia segera menjualnya di pasar
dengan harga yang sangat murah, ketika itu Yufus dibeli orang salah satu pembesar
di Mesir. Pembesar itu mengambil Nabi Yusuf as dan menjadikan anak
angkatnya, dirawatnya Yusuf dengan baik oleh isteri pembesar itu. Isteri
pembesar itu bernama Zulaikha, mulai saat itu Nabi Yusuf as tinggal bersama
mereka. Seperti diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :
“Kemudian
datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu menyuruh seorang mengambil air,
maka dia menurunkan timbanya, dia berkata ; “Oh, kabar gembira, ini seorang
anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan
Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan
harga yang murah, yiatu beberapa dirham saja, dan mereka tidak tertarik hatinya
kepada Yusuf. Dan orang mesir yang membelinya berakata kepada istrinya:
“Berikanlah kepadanya empat (dan layanan) yang baik, boleh jadi ia bermanfaat
kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak” dan demikian pulalah kami
memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (mesir), dan agar kami
ajarkan kepadanya ta’bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” (Qs 12 : 19 – 21)
v Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha
Allah Yang Maha kuasa menguatkan Nabi Yusuf
as di muka bumi. Setelah dibuang disumur dan dijual di pasar ia kemudian
tinggal di rumah seorang pria yang berkuasa dan Allah SWT akan mengajarinya
takwil mimpi. Hari demi hari berlalu. Nabi Yusuf as pun semakin tumbuh menjadi
dewasa. Nabi Yusus as oleh Allah diberi kemampuan untuk mengendalikan
suatu masalah dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa
peristiwanya. Ia juga diberi kemampuan berdialog yang dapat menarik simpati
orang yang mendengarnya. Nabi Yusuf as diberi kemuliaan sehingga ia menjadi
pribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya mengetahui bahwa Allah
SWT memuliakannya dengan mengiim Nabi Yusuf as padanya. Ia mengetahui bahwa
Nabi Yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari
siapaun yang pernah ia temui dalam selama hidupnya.
Sementara itu, Zulaikha atau isteri Al-Azis
selalu mengaawasi Nabi Yusuf as. Ia duduk disampingnya dan berbincang-bincang
bersamanya. Ia mengamati kejernihan mata Nabi Yusuf as. Lalu ia bertanya
kepadanya dan mendengarkan jawaban dan Nabi Yusuf as. Akhirnya, kekagumannya
semakin bertambah pada Nabi Yusuf as.
Al Qur an tidak menyebut sedikit pun tentang
berapa usia wanita itu dan berapa usia Yusuf. Kita dapat mengamati hal itu
hanya dengan perkiraan. Ia menghadirkan Yusuf saat beliau masih kecil dari
sumur. Dia adalah seorang isteri yang misalnya berusia dua puluh tiga tahun,
lalu ia berusia tiga puluh enam, sementara Yusuf berumur dua puluh lima
tahun. Apakah peristiwa itu memang terjadi di usia ini? Boleh jadi memang
demikian. Tidakan wanita itu dalam peristiwa itu dan peristiwa sesudahnya menunjukkan
bahwa ia wanira yang sudah matang dan cukup berani. Peristiwa yang diungkapkan
oleh Al Qur an al kami ini merupakan puncak dari perisitwa peristiwa yang lalu.
v Zulaikha jatuh cinta pada Nabi Yusuf
Zulaikah sang isteri Al Azis sangat mencintai
Nabi Yusuf as. Ia merayunya dengan terang terangan. Nabi Yusuf as yang
telah terdiidik di istana seorang menteri besar di mesir dengan lingkungan yang
mewah dan dikelilingi wanita yang cantik, di rayu oleh Zulaika dengan rayuan
yang umumnya dilakukan oleh wanita pada laki-laki.
Meskipun telah dirayu oleh wanita yang sudah
dirasuki nafsu, namun Nabi Yusuf as masih kuat ketaqwaannya. Sang wanita itu
bosan karena sikap cuek dan tidak peduli Nabi Yusuf terhadapnya namun
menganggap sikap Nabi Yusuf tersebut pura pura, atau menjaga image saja. Ia pun
mengubah cara menggoda bukan lagi dengan bahasa isyarat, namun dengan menggoda
yang lebih terang terangan. Wanita itu menutup semua pintu dan melupakan rasa
malunya, kemudian ia mengunggapkan rasa cintanya Nabi Yusuf as.
Nabi Yusuf as merupakan salah satu hamba
Alla yang ikhlas, maka ia akan tersucikan dari berbagai dosa. Namun bukan
berarti bahwa Nabi Yusuf as tidak memiliki nafsi sebagai seorang lelaki dan
selain itu bahwa Nabi Yusuf bukan seperti malaikat yang tidak terpengaruh oleh
rasa duniawi. Godaan dari wanita itu merupakan godaan yang cukup berat, namun
beliu mampu untuk melawannya, karena jiwanya tidak cenderung pada
nafsunya. Kemuan atas izin Allah, jiwanya dibimbing dan ditenangkan
karena ketakwaannya yang mampu melihat tanda-tanda kebenaran dari Tuhannya.
Apalagi Nabi Yusuf as adalah putera Nabi Ya’qub as, seorang Nabi, Putera dari
Ibhraim, yang merupakan kakek dari para Nabi dan kekasih Allah SWT.
Terjadilan pergelutan antara mereka berdua.
Percakapan telah berubah dari basa lisan menuju bahasa tangan. Zulaikha
mengulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk memeluknya. Nabi Yusus as
berputar dalam keadaan pucat wajahnya dan berlari menuju ke pintu. Lalu ia
dikejar oleh wanita itu dan wanita itu menarik-narik pakaiannya. Keduanya
sampai ke pintu. Namun tiba tiba itu terbuka, suaminya dan salah satu
kerabatnya ada di muka pintu yang terbuka itu.
Setelah melihat suaminya ada di hadapannya, ia
segera menggunakan kelicikannya. Saat itu tampak jelas bahwa sedang terjadi
pergelutan. Nabi Yusuf as tampak gemetar dengan penuh rasa malu dan
butiran-butiran keringat mengalir dari keningnya. Sebelum suaminya membuka
mulut untuk memulai pembicaraan, wanita yang sebelumnya merayu Nabi Yusuf as
itu mendahului berbicara dengan melontarkan tuduhan kepada Nabi Yusuf as,
seperti yang diterangkan dalam Al Qur’an berikut ini :
“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu
dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan
kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata :
“apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan
isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih” (Qs : 12 :
25)
Wanita itu menuduh Nabi Yusuf as telah
merayunya. Ia mengatakan bahwa Yusuf berusaha memperkosanya. Nabi Yusuf
asmemandangi wanita itu dengan kepolosan dan kesabaran. Sebenarnya Nabi
Yusuf as berusaha menyembunyikan rahasia wanita itu namun ketika ia mulai
menuduh Nabi Yusuf as terpaksa membela diri.
Yusuf berkata : “Dia menggodaku untuk
menundukkan diriku (kepadanya)” dan seorang saksi dari keluarga wanita itu
memberikan kesaksian : “Jika baju gamis koyak di muka, maka wanita itu benar
dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusata. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang,
maka wanita itu yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar” (Qs 12 :
26 – 27)
Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha – Kini
giliran si suami menunjukkan reaksinya. Kami kira ia berkata : “Pelankanlah
suara kalian berdua. Sesungguhnya di rumah ini terdapat banyak budak dan
pembantu. Ini adalah masalah khusus”. Kepala menteri itu adalah seorang tua
yang terkan tenang dan tidak gampang emosi. Kemudian kepala menteri itu duduk
dan mulai mengusut kejadian itu. Ia bertanya kepada isterinya dan juga bertanya
kepada Yusuf. Kemudian orang yang ada di dekat wanita itu berkata :
“Sesungguhnya kunci persoalan ini terletak pada pakaian Yusuf. Jika pakaiannya
robek dari depan, maka berati Yusuf memang ingin memperkosanya. Wanita itu akan
merobek pakaian Yusuf untuk mempertahankan dirinya”
Si suami berkata : “Lalu bagaimana jika
pakaiannya robek dari belakang”. Seorang penengah dari keluargannya berkata :
“Maka ini berarti wanita itu yang merayunya. Jadi kunci dari peristiwa ini ada
pada pakaian Yusuf”. Akhirnya, pakaian itu berpindah dari satu tangan ke tangan
yang lain. Kemudian seorang penengah dari keluarga mengamati robek dari
belakang. Selanjutnya, kepala menteri itu pun melihatnya dan ia juga menemui
bahwa pakaian itu robek dari belakang. Sehingga secara langsung tuduhan itu
malah berbalik kepada si isteri.
Ketika sang suami memastikan penghianatan
isterinya, ia tampak begitu tenang dan tidak menunjukkan emosi yang berlebihan
seperti kebanyakan orang, bahkan ia tidak sampai berteriak dan tidak marah.
Jabatan menteri yang disandangnya memaksa untuk bersikap penuh ketenangan dan
kelembutan ketika menghadapi suatu persoalan.
“Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di
antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar”. Ia menegaskan
bahwa tipu daya perempuan umumnya sangat besar (berbahaya).
Kemudian ia menoleh pada Nabi Yusuf as, dan
kemudian si suami merasa bahwa ia belum mengatatakan sesuatu pun kepada
isterinya selain pertanyaan yang berhubungan dengan tipu daya kaum wanita
secara umum. Ia ingin berkata kepada isterinya tentang sesuatu yang khusus. Ia
berusaha untuk bersikap keras pada isterinya tetapi kekerasan itu berakhir
dengan kelembutan yang terwujud dalam ucapannya :
“(hai) Yusuf : “Berpalinglah dari masalah
ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu
sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah”
Setelah pernyataan yang pertama dan nasihat
yang terakhir, si suami mengakhiri masalah tersebut, lalu Nabi Yusuf as pun
pergi. Tuan rumah itu tidak meminta perincian peristiwa yang terjadi antara
iserinya dan pemuda yang mengabdi kepadanya. Yang ia minta adalah agar
pembicaraan itu ditutup sampai di sini saja.
v Kisah para wanita terpotong tangannya ketika melihat nabi
yusuf as
Masalah mengenai isteri menteri yang
menggoda Yusuf ternyata tidak bisa ditutup untuk kalangan terbatas.
Meskipun terjadi di kalangan masyarakat yang terpandang tidak dapat begitu saja
ditutup. Sehingga masalah yang niatnya tidak untuk diketahui orang banyak itu
tersebar ke mana-mana. Peristiwa itu tersebar dari satu istana ke istana istana
penguasa saa itu. Kemudian wanita-wanita yang tinggal di istana itu mulai
ram-ramai menjadikan bahan pembicaraan. Beberapa saat kemudian kejadian itupun
tersebar ke penjuru kota.
Sehingga pada akhirnya berita tersebut
pindah dari satu mulu ke mulut lainnya, dari satu rumah ke rumah lainnya
sehingga sampailah berita yang memalukan itu sampai di terlinga isteri Al Azis
atau menteri. Ia pun ingin membuat pembelaan diri dengan mengundang para
isteri-isteri pembesar lainnya untuk datang ke rumahnya, untuk dijamu dengan
makanan dan minuman.
Isteri AL Aziz yang sebelumnya pernah
menggoda Nabi Yusuf ini terdiam sebentar, seperti sedang berfikir. Kemudian ia
menetapkan sesuatu dan memerintahkan untuk mendatagkan para juru masak. Para
juru masak pun datang ke istana. Ia membertahu kepada mereka bahwa ia akan
menyiapakan suatu jamian besar di istana. Ia telah menentukan berbagai macam
hidangan dan minumannya. Kemudian ia memerintahkan agar meletakkan pisau pisau
yang tajam di sebelah buah apel yang dihidangkan, dan juga diletakkan kain
putih di sebelah wadah atau piring-piring yang ada ada apelnya, juga diletakkan
batal-bantal yang memang ketika itu menjadi tradisi di masyarakat timur.
Selanjutnya ia membuat undangan untuk para kaum hawa yang membicarakan
petualangan cintanya dengan Nabi Yusuf as.
Ketika para tamu undangan telah hadir, isteri
menteri itu memanfaatkan acara itu untuk menunjukkan seorang pemuda yang paling
tampan dan mengagumkan. Perlu diketahui, bahwa undangan tersebut hanya untuk
wanita saja, sehingga para wanita lebih leluasa dan lebih bebas dalam bercerita
dan mengobrol. Para undangan itu duduk dan bersandar di batanal-bantal sambil
menikmati makanan dan minuuman. Pesta jamuan terus berlangsung dengan hidangan
yang istimewa dan minuman yang dingin sangat yang menyenangkan .
Selain menikmati makanan, mereka juga penuh
dengan obrolan dan canda tawa. Namun setiap wanita itu sengaja menahan agar tidak
sampau membicarakan tentang Nabi Yusuf as. Mereka sebenarnya mengetahui semua
kejadian antar Isteri menteri dan Nabi Yusuf as. Namun mereka tidak ingin
membicarakan untuk memberikan sikap sopan kepada tuan rumah, dan bersikap
seolah olah tidak tahu menahu soal itu. Itulah aturan yang biasa dipegang oleh
masyarakat elit ketika itu.
Namun zulaikha justru membuka
persoalan itu ke pada para tamu undangan, ia mengtaakan : Aku mendengar
ada wanita wanita yang mengatakan bahwa aku jatuh cinta pada pemuda yang
bernama Yusuf” Setelah mengatakan itu, tiba tiba muncul keheningan yang
menyelimuti meja makan itu, tangan tangan para undangan pun tiba tiba berhenti
bergerak. Isteri menteri itu benar benar nggunakan kesmepatan itu. Ia bercerita
sambil memerintahkan para pembantunya untuk menghadirkan apel. Lalu dengan nada
serius mengatakan “Aku mengakui bahwa memang Yusuf pemuda yang
mengagumkan. Aku tidak mengingkari bahwa aku benar-benar mencintainya, dan aku
telah mencintainya sejak dulu.” Kemudian wanita-wanita itu mulai mengupas
apel. Ketika itu perbada di Mesir telah mencapai puncak, dimana gaya hidup
mewah menghiasai istiana-istana.
Pengakuan dari iseri Menteri itu
menimbulkan suatu kedamaian umum di ruanga itu. Jika isteri menteri saja
mengakui bahwa ia memang jatuh cinta pada Nabi Yusuf asm maka pada gilirannya
mereka pun berhak untuk mencintainya. Meskipun demikian, mereka mengisyaratkan
bahwa seharusnya isteri menfteri tidak cenderung pada Nabi Yusuf as justrua ia
harus menjadi tempat cinta. Seharusnya ia yang dikejar lelaki, bukan
sebaliknya. Isteri menteri itu mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar Nabi
Yusuf as masuk ke dalam ruangan itu.
Nabi Yusuf yang dipanggil oleh majikannya
pun datang masuk. Para tamu atau kaum wanita saat itu masih mengupas
buah, dan belum lama Nabi Yusuf as memasuki ruangan itu sehingga terjadilah apa
yang dibayangkan oleh isteri menteri. Tamu-tamu wanita itu tiba tiba membisa.
Sungguh mereka tercengang ketika menyaksikan wajah yang bercahaya yang
menampilkan ketampanan yang luar biasa, ketampanan malaikat. Para tamu wanita
itu terdiam dan mereka bertakbir, dan pada saat yang sama mereka terus memotong
buah yang mereka pegang. Di saat yang sama mata terus tertuju hanya pada Nabi
Yusuf as, mereka pun tidak ada yang melihat buah yang sedang mereka potong,
sehingga wanita wanita itu justru memotong tangannya sendiri namun mereka tidak
merasakan bahwa tangan mereka terpotong. Kehadiran Nabi Yusuf as sungguh sangat
mengagumkan, sampai sampai tidak merasakan sakit dan keluar darah ketika tangan
mereka terpotong.
Kemudian tiba tiba isteri menteri itu
berdiri dan berkata : “Inilah dia orang yang menaklukkan aku karena daya tariknya.
Memang tidak aku pungkiri bahwa aku pernah merayunya dan menggodanya untuk
diirku. Di hadapan kalian ada handuk putih untuk membalut luka. Sungguh kalian
telah dikuasai oleh Yusuf, maka lihatlah apa yang terjadinya pada tangan-tangan
kalian” Kemudian pandangan para wanita itu tertuju ke arah jari jari mereka
yang terpotong oleh pisau yang tajam namun tidak merasakan.
Nabi Yusuf melihat ke arah bawah (tanah)
atau mengarahkan pandangannya ke depan tanpa ada maksud tertentu, tetapi ketika
disebut ada darah yang keluar dari sekitar tempat jamuan itu, maka ia pun
melihat ke arah tempat jamuan itu. Nabi Yusuf as dikejutkan dengan adanya darah
yang mengalir di sekitar buah apel yang keluar dari jari-jari wanita itu. Nabi
Yusuf as pun segera mendatangkan perban dan air seperti biasa yang dilakukan
pemuda yang bekerja di sitana. Isteri menteri berkata saat Nabi Yusuf as
membalut luka yang diderita oleh para wanita : “Sungguh aku telah menggodanya
namun ia mampu menahan dirinya. Jika dia tidak mentaati apa yang aku
perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk
golongan orang-orang yang hina”
Yusuf berdiri di tengah-tengah ujian yang
berat ini dengan penuh keheranan : “Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku,
penjara lebih aku sukai daripada memenhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak
engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk
(emenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”
(Qs : 12 : 33)
Semua wanita yang ikut serta dalam undangan
itu mencoba merayu Nabi Yusuf as dengan menggunakan lirikan, gerakan gerakan
tertentu, atau syarat, atau dengan bahasa yang jelas. Yusuf memohon pertolongan
kepada Allah yang maha bijaksana agar ia diselamatkan dari pitu daya mereka. Ia
berdoa kepada Allah sebagai seorang manusia yang memiliki nafsu dan tidak
terpedaya dengan kemaksumannya dan keNabiannya. Ia berdoa kepada Allah agar
memalingkan tipu daya mereka darinya sehingga ia tidak cenderung kpada mereka
dan kemudian orang orang yang bodoh. Allah mengambulkan doanya. Kemudian
jari-jari wanita yang terputus mulai merasakan kesakitan, dan Nabi Yusuf
meninggalkan ruang makanan itu. Setiap wanita sibuk membalut lukanya dan mereka
berfikir tentang alasan apa yang akan mereka sampaikan ketika ditanya oleh
suami mereka mengenai luka pada tangan mereka?
Selanjutnya para wanita mulai membicarakan Nabi
Yusuf as, tentang pengaruhnya, kewibawaannya dan kemuliannya. Mereka mulai
bercerita bagaimana mereka dengan tanpa sengaja memotong tangan mereka sendiri
ketika melihat Nabi Yusuf. Selanjutnya berita heboh itupun mulai tersebar dari
kalangan atas ke kalangan bahwa. Semakin banyak manusia yang mulai membicarakan
sosok pemuda yang menolak keinginan isteri seorang ketua menteri dan
isteri-isteri dari para menteri memotong tangan mereka karena terlalu terpesona
oleh ketampanan Yusuf. Andai saja berita itu hanya diketahui oleh kalangan
terbatas tentuya tidak banyak orang memperhatikan berita itu. Namun berita itu
talah menyebar dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Sehingga membuat
penguasa merasa gusar. yang pada akhirnya menyebabkan nabi yusuf dimasukkan
penjara.
Itulah Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha masih ada
lanjutan cerita nabi yusuf yaitu kisah yang menceritakan nabi yusuf masuk
penjara. dengan tabah menjalani segala cobaan, selah beberapa tahun di
penjara, oleh Allah derajatnya diangkat ia dijadikan menteri.